PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS
1. Pengertian Bakat Khusus
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya yang bersifat potensial atau masih laten, bakat merupakan potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud, (Ali dan Asrori, 2005: 78). Berbeda dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu sebagai hasil pembawaan dan latihan. Bakat juga berbeda denga kapasitas (capacity) dengan sinonimnya, yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal (Conny Semiawan, dalam Ali dan ASRORI, 2005: 78). Dengan demikian, dapat disarikan bahwa bakat masih merupakan suatu potensi yang akan muncul setelah memperoleh pengembangan dan latihan. Adapun kemampuan dan kapasitas sudah merupakan suatu tindakan yang dapat di laksanakan.
Jadi, yang disebut bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus (Conny Semiawan, dalam Ali dan Asrori, 2005: 78). Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat umum. Misalnya, bakat intelektual secara umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat khusus misalnya bakay akademik, sosial dan seni kinestetik. Bakat khusus ini biasanya disebut denga talent, sedangkan bakat umum (intelektual). Dengan bakat, memunkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu. Tetapi, untuk mewujudkan bakat ke dalam satu prestasi di perlukan latihan, pengetahuan, pengalaman dan motivasi (Conny Semiawan, dlam Ali dan Asrori, 2005: 78).
Peserta didik berbakat adalah peserta didik yang mampu mencapai prestasi yang tinngi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul. Kemampuan-kemampuan tersebut meliputi:
1. Kemampuan intelektual umum (kecerdasan atau intelegensi)
2. Kemampuan akademik khusus
3. Kemampuan berpikir kreatif-produktif
4. Kemampuan memimpin
5. Kemampuan dalam satu bidang seni
6. Kemampuan psikomotor
Selain itu masih ada faktor lain yang juga turut menentukan perkembangan potensi peserta didik menjadi bakat, yakni kecerdasan emosi ( Emotional Quetient). Peserta didik yang kontrol emosinya bagus akan lebih baik dalm mengembangkan bakat yang ia miliki. Misalnya, ketika ia memiliki bakat menyanyi, maka saat harus naik pentas ia akan menyanyi dengan oenuh percaya diri. Artinya, baik IQ dan EQ berperan menunjang keberhasilan peserta didik dalam mengembangkan potensinya menjadi bakat. Namun demikian, selama ini orang tua lebih terpaku pada upaya peningkatan intelektualitas semata. Sehingga peserta didik hanya diberikan konsumsi untuk daya pikirnya, EQ-nya tidak di kembangkan.
Bakat yang dimiliki peserta didik tidak terbatas pada satu keahlian. Jika bakat tersebut dikembangkan bisa menjadi lebih dari dua keahlian yang salinag berkaitan. Misalnya jika peserta didik suka menyanyi tak jarang pula ia akan berbakat menari. Jika peserta didik suka baca puisi biasanya peserta didik akn punya bakat seni peran, dsb.
Bakat peserta didik juga berkaitan dengan bakat orang tua. Sekitar 60% bakat peserta didik diturunkan dari orang tua, selebihnya di pengaruhi faktor lingkungan. Bakat turunan bisa dideteksi dengan cara membandingkan peserta didik dengan peserta didik lain peserta didik berbakat lebih cepat berkembang ketimbang peserta didik lain seusianya, misalnya mereka lebih cepat dalam hal berhitung soal matematik, menari atau menghafal lagujika dibandingkan peserta didik lainnya.
Tanda-tanda bakat yang bisa tampak sejak dini pada peserta didik yaitu:
1. Mempunyai ingatan yang kuat. Contoh sanggup mengingat letak benda-benda, tempat-tempat penyimpanan, lokasi-lokasi, dsb.
2. Mempunyai logika dan keterampilan analitis yang kuat. Contoh sanggup menyimpulkan, menghubung-hubungkan satu kejadian dengan kejadian lain.
3. Mampu berpikit abstrak. Contoh membayangkan sesuatu yang tidak tampak, kemampuan berimajinasi dan asosiasi. Misal, membayangkan keadaan di bulan, di luar angkasa, atau tempat lain yang belym pernah di kunjunginya.
4. Mempunyai keterampilan mekanis. Contoh pintar bongkar pasang benda yang rumit.
5. Mampu membaca tata letak (ruang). Contoh menguasai rute jalan, kemana harus bertolak, menyebutkan bentuk ruang.
6. Mempunyai bakat musik dan seni
7. Luwes dalam atletik dan menari
8. Pintar bersosialisasi. Contoh mudah bergaul, mudah beradaptasi
9. Mampu memahami perasaan manusia. Contoh pandai berempati, baik dan peduli pada orang lain
10. Mampu memikat dan merayu. Contoh penampilannya selalu membuat orang tertarik, mampu membuat orang mengikuti kemauannya.
Selain memiliki tanda-tanda keunggulan di atas peserta didik yang berbakat mempunyai karakteristi negatif di antaranya:
1. Mampu mengaktualisasikan pernyataan secara fisik berdasarkan pemahaman pengatahuan yang sedikit
2. Dapat mendominasi diskusi
3. Tidak sabar untuk maju ketingkat berikutnya
4. Sukaribut
5. Memilih kegiatan membaca dari pada berpartisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat atau kegiatan fisik
6. Suka melawan aturan , petunjuk-petunjuk atau prosedur tertentu
7. Frustasi disebabkan tidak jalannya aktivitas sehari-hari
8. Menjadi bosan karena banyak kali yang di ulang-ulang
9. Menggunakan humor untuk memanipulasi sesuatu
10. Melawan jadwal yang (hanya) didasarkan atas pertimbangan saja bukan atas pertimbangan tugas
Peserta didik yang unggul dalam bidangtertentu belum tentu unggul di bidang yang lain. Misalnya ada peserta didik yang unggul di bidang matematika, namun ia kurang mampu menyanyi di depan kelas atau menggambar. Sebaliknya peserta didik yang sudah sering tampil menyanyi di lyar televisi, mungkin kurang tangkas bila harus memecahkan soal matematikayang rumit di kelas. Kondisi semacam ini harus di pahami oleh seorang guru. Kelebihan dan kelemahan yang ada pada peserta didik hendaknya di perlakukan secara seimbang. Dengan demikian potensi yang di punyai peserta didik akan tumbuh dan berkembang selaras dengan perkembangan ilmu yang mereka terima melaluim pembelajaran di sekolah maupun di lingkungannya.
2. Jenis-jenis bakat khusus
Bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya. Individu yang memiliki bakat khusus di bidang matematika misalnya, apabila memperoleh kesempatan untuk mengembangkan secara optimal disertai motivasi yang tinggi akan memiliki kemampuan khusus dan prestasi yang menonjol dalam bidang matematika.
Conny Semiawan dan Utami Munandar (dalam Ali dan Asrori, 2005: 79) mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bagian yaitu:
1. Bakat akademik khusus
2. Bakat kreatif produktif
3. Bakat seni
4. Bakat kinestik/psikomotorik, dan
5. Bakat sosial
Setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu, masing-masing dalam bidang dan derajat yang berbeda-beda. Usaha pengenalan bakat mula-mula terjadi pada bidang pekerjaan, tetapi juga dalam bidang pendidikan. Dalam prakteknya hampir semua ahli menyusun tes untuk mengungkap bakat bertolak dasar pikiran analisis faktor, sepereti yang di kemukakan oleh Guird ford (dalam Sunarto dean Hartono, 2002: 120) menurutnya, setiap aktivitas diperlukan berfungsinya faktor-faktor tersebut.
Pemberian nama terhadap jenis-jenis bakat biasanya dilakukan berdasar atas bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, bakat bahasa, bakat olahraga, bakat seni, bakat musik, bakat klerikal, bakat guru, bakat dokter dan sebagainya. Dengan demikian, macam bakat akan sangat tergantung pada konteks kebudayaan di mana seorang indvidu hidup dan di besarkan (Sunarto dan Hartono, 2002: 121).
Ada tiga kelompok ciri-ciri bakat peserta didik yakni:
1. Kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata (a bove a verage a bility)
2. Kreativiras (creativity) yang tergolong tinggi
3. Komitmen terhadap tugas (task commitment) tergolong tinggi
3. Hubungan antara Bakat dan Prestasi
Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi, karen bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat matematika di prediksikan mampu mencapai prestasi yang menonjol dalam bidang matematika. Prestasi yang menonjol dalam bidang matematika merupakan cerminan dari bakat khusus yang dimiliki dalam bidang tersebut (Utami Munandar dalam Ali dan Asrori, 2005: 80).
Perlu di tekankan bahwa karena bakat masih bersifat potensial, seseorang yang berbakat belum tentu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidangnya, jika tidak mendapat kesempatan untuk mengembangkan bakat secara maksimal. Bakat khusus yang memperoleh kesempatan untuk mengembangkan bakatnya maksimal dan di kembangkan sejak dini dan didukung oleh fasilitas dan motivasi yang tinggi, akan dapat terealisasi dalam bentuk prestasi yang unggul (Ali dan Asrori, 2005: 80).
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus
Bakat sebagai potensi masih memerlukan pendidikan dean latihan agar suatu kinerja dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Ini memberikan pemahaman bahwa bakat khusus sebagai potensial ability untuk dapat terwujud sebagai kinerja atau perilaku nyata dalam bentuk prestasi yang menonjol, masih memerlukan latihan pengembangan lebih lanjut (Ali dan Asrori, 2005: 80).
Adapun sebaba atau faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat arau seseorang tidak dapat mewujudkan bakat-bakatnya secara optimal, dengan kata lain prestasinya dibawah potensinya dapat terletak pada anak itu sendiri dan lingkungan (Hartono dan Sunarto 2002: 122).
Menurut Ali dan Asrori, (2005:81) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus diantaranya:
a. Faktor internal (faktor dalam diri individu)
1. Minat,
2. Motif berprestasi,
3. Keberanian mengambil resiko,
4. Keuletan dalam mengambil tantangan, dan
5. Kegigihan atau daya ruang dalam mengatasi kesulitan yang timbul
b. Faktor eksternal (dari lingkungan individu)
1. Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri,
2. Sarana dan prasarana,
3. Dukungan dan dorongan orang tua,
4. Lingkungan tempat tinggal, dan
5. Pola asuh orang tua
Individu yang memiliki bakat khusus dan memperoleh dukungan internal maupun eksternal, yaitu memiliki minat yang tinggi, memiliki daya juang tinggi danada kesempatan maksimal untuk mengembangkan bakat khusus tersebut sudah optimal maka akan memunculkan dan mencapai prestasi yang tinggi (Ali dan Asrori, 81).
5. Perbedaan Individual dalam Bakat Khusus
Dilihat dari aspek apa pun, setiap individu memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Demikian juga dalam aspek bakat khusus, setiap individu juga memiliki bakat khususnya masing-masing secara berbeda-beda. Menurut Conny Semiawan dan Utami Munandar (dalam Ali dan Asrori, 2005: 81), perbedaan bakat khusus ini bisa terletak pada jenisnya dan juga pada kualitasnya. Perbedaan dalam jenisnya terlihat dari kemampuan yang di tunjukan. Misalnya, seseorang memiliki bakat khusus bekerja dengan angka (numerical aptitude), yang lain lebih menonjol dalam berbahasa (verbakl aptitude), sementara yang lainnya lagi memiliki bakat yang menonjol dalam bidang musik. Sedangkan perbedaan dalam kualitasnya mengandung makna bahwa diantara individu satu dengan yang lain memiliki bakat khusus yang sama, tetapi kualitasnya berbeda. Misalnya, antara dua orang yang sama-sama memiliki bakat khusus untuk bekerja dengan angka. Orang pertama memiliki kemampuan yang lebih unggul dibandingkan dengan kemampuan orang kedua.
6. Upaya Pengembangan Bakat Khusus Remaja dan Implikasinya bagi Pendidikan
Dari sekian banyak peserta didik, jika di tuangkan ke dalam kurva normal, kemampuan individualnya akan membentuk distribusi normal. Artinya, sebagian besar berada pada kemampuan rata-rata, sebagian kecil berada dibawah rata-rata, dan sebagian kecil lagi berada diatas rata-rata. Dilihat dari perspektif ini, peserta didik yang memiliki bakat khusus berada dalam kelompok diatas rata-rata. Mereka memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan kemapuan rata-rata peserta didik lainnya. Dengan bakat khusus yang dimiliki, merek mampu menunjukkan prestasi unggul sesuai bakat khususnya (Ali dan Asrori, 2005: 82).
Agar dapat mewujudkan bakat khususnya secara optimal, mereka memerlukan program pendidikan khususnya sesuia dengan bakatnya. Program pendidikan untuk mengembangkan individu berbakat khusus agar dapat mencapai prestasi unggul biasanya di kenal dengan istilah program pendidikan berdiferensi. Program pendidikan ini merupakan pelayanan diluar jankauan, program pendidikan biasa agar dapat merealisasikan bakat dan kemampuannya secara optimal, baik untuk pengembngan diri maupun untuk memberikan sumbangan yang berarti bagi kemajuan masyarakat dan negara (Conny Semiawan ; Utami Munandar dalam Ali dan Asrori, 2005: 82). Kurikulum dalam pendidikan ini juga disebut dengan kurikulum berdiferensiasi.
Menurut Ali dan Asrori, (2005:83), ada sujumlah langkah yang perlu dilakukan untuk mengembangkan bakat khusus individu, yaitu sebagai berikut.
1. Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak-anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khususnya dengan mengusahakan dukungan baik psikologis maupun fisik.
2. Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi dikalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
3. Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.
4. Mengembangkan program pendidikan berdiferensi di sekolah dengan kurikulum berdiferensiasi pulaguna memberikan pelayanan secara lebih efektif kepada anak dan remaja yang memiliki bakat khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar