Senin, 10 Desember 2018

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM II

Keselamatan Kerja di Laboratorium

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
1. Jenis-jenis Kecelakaan di Lab
Berbagai jenis kecelakaan dapat terjadi dilaboratorium sekolah. Jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium sekolah diantaranya:
Terluka,disebabkan oleh pecahan kaca dan/atau tertusuk benda-benda tajam yang lain.
Terbakar,disebabkan tersentuh api atau benda panas lain, dan oleh bahan kimia tertentu seperti fosfor.
Terkena Racun (Keracunan),keracunan ini terjadi karena bekerja menggunakan zat beracun yang secara tidak sengaja dan/atau kecerobohan masuk ke dalam tubuh. Perlu diketahui bahwa beberapa jenis zat beracun dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit.
Terkena Zat Korosif,seperti berbagai jenis asam. Misalnya asam siliat pekat, asam format, atau berbagai jenis basa seperti natrium hidroxida, kalium hidroksida dan ‘0,880’ larutan amonia dalam air.
Terkena Radiasi, radiasi sifatnya sangat berbahaya jika terkena ke tubuh manusia, misalnua sinar dari zat radioaktif (jika disekolah tersedia zat seperti ini), sinar X dan sinar Ultraviolet.
Terkena Kejutan Listrik, pada waktu menggunakan listrik bertegangan tinggi.
Kecelakaan di laboratorium dapat terjadi karena hal-hal berikut.
Kurang pengetahuan dan pemahaman terhadap bahan-bahan, proses, dan alat yang digunakan.
Kurang cukup instruksi atau supervisi oleh pengelola laboratorium.
Tidak menggunakan alat pelindung atau alat yang tepat.
Tidak memperhatikan instruksi atau aturan.
Tidak memperhatikan sikap yang baik waktu bekerja di laboratorium.
2. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Lab 
Keselamatan kerja laboratorium merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan. Ibarat seseorang yang tengah berjalan di jalan raya, bekerja di laboratorium juga memerlukan rambu-rambu sehingga selama dalam perjalanan dapat sampai tujuan dengan selamat.
Kecelakaan dapat terjadi bukan hanya karena tidak memperhatikan etika berkendara dan rambu-rambu lalu lintas, tetapi juga dapat terjadi ketika ada orang lain yang lalai. Sama halnya dengan kecelakaan kerja di laboratorium, tentu bukanlah kejadian yang disengaja, tetapi bisa terjadi apabila ada kelalaian dari diri sendiri dan orang lain. Artinya, semua pihak sangat berperan dalam menerapkan budaya keselamatan kerja.
Bekerja di laboratorium dengan nyaman akan mempengaruhi kelancaran aktivitas kerja dan kecelakaan kerja dapat dihindari. Kecelakaan kerja di laboratorium bisa menimbulkan kerugian materi serta adanya korban manusia. Kecelakaan kerja dapat menyebabkan korban mengalami luka, cacat fisik, gangguan kesehatan, trauma, bahkan dapat mengancam nyawa seseorang. Semua kemungkinan ini dapat dicegah dengan memperhatikan pedoman keselamatan kerja.
Alat dan instrumentasi
Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Menuangkan larutan asam ke dalam buret tanpa bantuan corong gelas atau dengan menaiki meja kerja dapat menyebabkan resiko percikan bahan kimia di wajah atau tangan. Alat gelas yang telah berkurang fungsi dan kegunaannya, seperti ada bagian yang telah hilang, retak atau pecah sebaiknya tidak lagi digunakan. Instrumentasi yang tidak layak pakai juga tidak digunakan, seperti necara yang telah rusak sehingga menimbulkan kesalahan penimbangan, dapat berakibat kesalahan dalam pembuatan bahan atau campuran reaksi. Sentrifuge yang rusak sebaiknya tidak digunakan.
  Langkah-langkah dalam pertolongan pertama pada kecelakaan
Tujuan pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan adalah :
1.  Mempertahankan korban agar tetap hidup;
2. Membuat korban agar tetap stabil dan tidak lebih parah;
3.  Mengurangi rasa nyeri, tidak nyaman atau rasa cemas pada korban.
Jika terjadi kecelakaan hendaklah seseorang:
1.  Segera memberitahu bagian keamanan untuk segera mencari pertolongan;.
2.  Menyiapkan beberapa informasi yang meliputi:
·       kondisi penderita
·       perincian penyebab kecelakaan
·       lokasi kecelakaan (nomor ruang dan nama gedung)
3.    Melakukan pertolongan pertama prosedur emergency:
·       menjauhkan korban dari penyebab kecelakaan;
·       mencari penyebab utama kecelakaan;
·       memberikan pertolongan pertama; dan
·       membawa korban ke rumah sakit.
Sengatan listrik
·       Jangan sentuh korban yang sedang terkena sengatan listrik.
·       Putuskan segera kontak antara korban dengan sumber listrik dengan cara paling cepat, tepat dan aman.
·       Jika tidak dapat, gunakan bahan yang tidak menghantar listrik untuk memisahkan korban dari sumber listrik.
·       Jika korban mengalami luka, rawatlah seperti pada korban yang terluka.
·       Periksalah ABC-nya. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut. Jika jantung berhenti, lakukan CPR.
Beberapa hal yang harus dilakukan pada keadaan gawat adalah sebagai berikut.
Periksalah Airway, Breathing, dan Circulation (ABC) pada korban.
Airway (jalan nafas), pastikan bahwa jalan nafas koban tidak terhalang oleh lidah atau benda lain.B
Breathing (pernafasan), periksa pernafasaanya, kalau perlu berikan pernafasan buatan (teknik mulut ke mulut atau CPR = Cardio Pulmonary Resusciation).
Circulation (sirkulasi), periksalah nadi korban, bila denyut nadi tidak terasa, lakukan teknik CPR.
Bertindaklah dengan cepat, karena waktu walaupun satu detik sangat berarti dan berharga bagi korban.
Jangan mengangkat atau memindahkan korban yang luka pada leher atau tulang belakang, kecuali dalam keadaan terpaksa.
Mintalah seseorang untuk memanggil ambulan atau dokter, sementara itu lakukan pertolongan pertama.
Jangan menarik pakaian korban yang terkena luka bakar.
Bersikap tenang dan tenangkanlah korban.
Jangan memaksa memberi minuman atau obat pada korban yang kesadarannya menurun atau tidak sadar.
Jangan membangunkan korban yang pingsan dengan menggoncang-goncang badannya.
Buatlah laporan kejadian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRINSIP KERJA DAN PENERAPAN FISIKA DALAM SISTEM AC

 Assalamualaikum, Selamat Datang di Blog saya Setelah sekian lama tidak menuliskan sesuatu yang bermanfaat di sini izinkan saya berbagi...